حكم تحميل الكتب الإلكترونية والاستفادة منها
Hukum Mengunduh dan Mengambil Manfaat dari Buku Elektronik
السؤال
دور النشر تكتب في بدايات كثير من الكتب مثل هذه العبارة : ” لا يجوز نسخ أو تصوير بأي آلة أو وسيلة أي صفحة من صفحات هذا الكتاب إلا بترخيص خطي من الناشر “. فلو وجدت هذه الكتب منشورة في الإنترنت بلا ثمن ، ومتاحة لكل من أراد تحميلها ، فهل يجوز تحميلها وقراءتها ؟
Pertanyaan:
Penerbit-penerbit banyak menuliskan kalimat seperti ini di awal buku, “Tidak boleh menyalin atau memfoto dengan alat atau cara apa pun halaman mana pun dari halaman-halaman buku ini kecuali dengan izin tertulis dari penerbit.” Jika buku-buku tersebut ditemukan dan disebarkan di Internet secara cuma-cuma, dan dibolehkan bagi siapa saja yang ingin mengunduhnya, apakah boleh mengunduh dan membacanya?
الحمد لله. لا حرج في تحميل الكتب الإلكترونية المنشورة على الإنترنت ، أو القراءة منها ؛ لأنها لا تخلو أن تكون على أحد حالين :
الأول : أن تكون قد نشرت بإذن مؤلفيها أو مالكي حقوق النشر فيها – وهي كتب كثيرة والحمد لله – رغبةً من أصحاب هذه المؤلفات والدراسات في نشر العلم والمعرفة عبر وسائل العلم الإلكترونية ، وابتغاء الأجر والثواب من الله عز وجل .
الثاني : أن تكون قد نشرت بغير إذن أصحاب حقوق النشر فيها ؛ ولكن يكون الغرض من تحميلها وقراءتها هو الانتفاع الشخصي ، لا النشر التجاري ، ولا السطو على الجهد بتحويره وانتحاله . وحينئذ ليس من حق المؤلف ولا دار النشر منع المثقفين ولا طلبة العلم من قراءة وتحميل هذه الكتب المنشورة إلكترونياً .
Jawaban:
Alhamdulillah. Tidak mengapa mengunduh atau membaca buku elektronik yang disebarluaskan di Internet, karena hal tersebut tidak lepas dari dua keadaan:
- Pertama, bisa jadi sudah disebarluaskan atas izin para pengarangnya atau pemegang hak ciptanya —dan banyak sekali buku-buku seperti ini, alhamdulillah— karena keinginan para pengarang kitab dan buku ini untuk menyebarluaskan ilmu dan pengetahuan melalui media elektronik dan mengharapkan pahala dari Allah Subẖānahu wa Taʿālā.
- Kedua, bisa jadi disebarluaskan tanpa izin pemegang hak cipta. Akan tetapi, tujuan mengunduh dan membacanya adalah untuk kepentingan pribadi, bukan untuk publikasi komersial maupun mencuri jerih payah orang lain dengan cara memodifikasi atau menjiplaknya. Oleh karena itu, baik penulis maupun penerbit tidak memiliki hak menghalangi para intelektual atau penuntut ilmu untuk membaca dan mengunduh buku-buku yang diterbitkan secara elektronik ini.
وما صدر من قرارات مجمعية في الاعتراف بحقوق التأليف والابتكار ينبغي فهمه في إطار ضبط المنافع التجارية أولاً ، ومنع مفسدة الانتحال والتزوير ثانياً ، وليس في إطار الحجب التام لجميع أشكال الاستفادة ، حتى إن بعضهم يَعدُّ مجرد النقل عن الكتاب أو المقال مع العزو إلى قائله عدواناً على حقوق التأليف ، ما لم يتحصل على إذن خاص بهذا النقل عينه !! وقد سئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله عن حكم تصوير الكتب فأجاب بقوله : ” الذي نراه أنه إن كان للاستعمال الشخصي : فلا بأس ، أما إن كان للاتجار فلا يجوز لأنه يُضِرُّ بهم ” . انتهى من ” ثمرات التدوين ” (ص: 142). وقال أيضا رحمه الله : ” الذي أرى أن الإنسان إذا نسخها لنفسه فقط : فلا بأس ، وأما إذا نسخها للتجارة فهذا لا يجوز ؛ لأن فيه ضرراً على الآخرين ، يشبه البيع على بيع المُسْلم ؛ لأنهم إذا صاروا يبيعونه بمائة ، ونسخته أنت وبعته بخمسين ؛ هذا بيع على بيع أخيك ” . انتهى باختصار من ” لقاء الباب المفتوح ” (178/ 19، بترقيم الشاملة آليا) .
Keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga (fatwa) yang mengakui hak cipta dan hak paten harus dipahami dalam kerangka mengatur kemanfaatan komersial terlebih dahulu, kemudian, kedua, upaya mencegah kerusakan akibat plagiarisme dan pemalsuan, bukan dalam kerangka memblokir secara total segala bentuk kemanfaatan, sampai-sampai sebagian orang ada yang menganggap bahwa sekadar mengutip dari sebuah buku atau artikel dengan tetap mencantumkan nama pengarangnya merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak cipta jika tidak mendapatkan izin khusus untuk melakukan kutipan ini!
Syekh Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang hukum memfoto buku-buku, maka beliau jawab dengan mengatakan: “Menurut kami, kalau untuk kepentingan pribadi, tidaklah mengapa. Namun, kalau untuk kepentingan perdagangan, maka tidak boleh, karena bisa merugikan mereka.” Selesai kutipan dari Tsamarātu at-Tadwīn (hal. 142).
Beliau juga mengatakan, “Menurutku bahwa seseorang jika menyalinnya untuk dirinya sendiri saja, maka tidak apa-apa. Akan tetapi, jika ia menyalinnya untuk diperdagangkan, maka hal ini tidak boleh, karena hal itu mendatangkan mudarat (kerugian) kepada orang lain, seperti penjualan di atas penjualan muslim lain, karena jika mereka menjualnya seharga seratus dan Anda menyalinnya dan menjualnya seharga lima puluh, maka ini termasuk penjualan di atas penjualan saudara Anda.” Selesai kutipan dengan diringkas dari Liqāʾ al-Bābil al-Maftūḥ (178/19 dengan penomoran otomatis Maktabah Syamilah).
وليس السياق هنا سياق تفصيل هذه القضية الشائكة ، واستعراض أقوال العلماء فيها في جميع أحوالها وأقسامها ، وإنما المقصود بيان عدم الحرج على المتعلم والمثقف والباحث في تحميل الكتب التي يقف عليها في مواقع الإنترنت وتنزيلها ، مع العناية بأمانة النقل والعزو والبعد عن أي غرض تجاري جراء هذا التحميل أو النشر ، خاصة وأنه قد اختلط النوعان اللذان سبق ذكرهما في مقدمة الجواب ببعضهما في الفضاء الإلكتروني ، فلا يملك أحد سد باب الإباحة الأصلية بالشك المظنون أو العارض . وقد أثبت السوق العلمي والكتبي والحمد لله أن النشر الإلكتروني سوق آخر مغاير للنشر الورقي ، لا يلغي أحدهما الآخر ، بل لكل منهما مريدوه ورواده . وينظر جواب السؤال : (116782)، (116786) ، (81614) . والله أعلم .
Penjelasan di sini bukanlah dimaksudkan untuk menguraikan secara rinci masalah pelik ini dan serta memaparkan pendapat-pendapat para ulama tentang masalah ini dari semua sisi-sisi dan bagian-bagiannya. Akan tetapi, maksudnya tidak lain hanyalah bahwa pembelajar, cendekiawan, dan peneliti tidak mengapa mengunduh dan mengunggah buku-buku yang diperolehnya di internet, dengan tetap menjaga kejujuran dalam mengutip dan tidak untuk tujuan komersial yang timbul dari pengunduhan atau penerbitan ini, khususnya, karena kedua hal yang telah disebutkan di awal telah bercampur baur di dunia maya.
Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang berhak menutup pintu kebolehan yang menjadi hukum asal dengan prasangka dan keraguan atau dugaan belaka. Alhamdulillah, pasar akademis dan penerbitan buku telah menetapkan bahwa penerbitan elektronik merupakan pasar yang berbeda dengan pasar penerbitan kertas, yang mana masing-masingnya tidak saling menafikan, bahkan masing-masing memiliki peminat dan penggunanya sendiri-sendiri. Lihat jawaban pertanyaan nomor (116782), (116786), dan (81614). Allah Yang lebih mengetahui.
Sumber:
تحميل الكتب غير المجانية من المواقع عن طريق برامج الاختراق وغيرها
Sumber artikel PDF
🔍 Wallpaper Pernikahan Islami, Tebo Anak Genderuwo Menikah, Nikmatnya Malam Jumat, Cara Melihat Alam Gaib, Rumah Tanya
Visited 1 times, 1 visit(s) today
Post Views: 2
heavy equipment
Berita Olahraga
Lowongan Kerja
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Berita Politik
Resep Masakan
Pendidikan